--==--
Kita sedikit maju ke tanggal 10 Januari
2016, saat aku merayakan hari ulang tahunku. Aku menangis saat mendengar lagu
Bunda yang dinyanyikan Melly Goeslaw. Aku teringat Ibuku yang sudah meninggal 4
tahun yang lalu. Aku belum sempat makan makanan yang diberikan pada semua
keluarga besarku saat hari ulang tahunku. Saat aku menangis, tiba-tiba sosok
wanita asing muncul di hadapanku. Ternyata dia adalah Ibuku. Ibuku
menenangkanku dan bilang “Jangan menangis, Nak.” Apakah Ibuku masih hidup? Atau
ini hanya bayanganku saja?
22 Desember 2010
Saat aku masih SD, aku selalu senang
kalau ada hari Ibu. Di hari Ibu, aku bingung mau kasih hadiah apa pada Ibuku. Mau
dikasih kue? Bingung mau beli di mana. Kalau pelukan kasih sayang, menurutku
sudah menjadi tradisiku selama perayaan hari Ibu setiap tahun. Kayaknya aku
dapat ide. Karena ada temanku yang pintar banget menggambar, mungkin ini jadi
panutan untuk hadiah yang akan kuberikan pada Ibuku. Aku pun meminta temanku
untuk menggambarkan sesuatu tentang aku dan Ibuku. Dan temanku pun setuju dan
menggambarnya.
Tak lama, gambar yang dia gambar sudah
selesai. Aku senang karena aku mendapatkan gambar di mana di situ adalah aku
dan ibuku. Jam pelajaran selesai, aku tidak sabar untuk pulang dan bertemu
Ibuku. Ketika sampai di rumah, aku mendapati rumahku kosong. Lho, kenapa? Aku
pun langsung menelepon Ayahku.
“Halo, Ayah. Mana semua orang?”
“Ibu masuk rumah sakit. Semua sudah
pergi, tapi aku melupakanmu karena buru-buru.”
“Hah?!! Kok bisa?”
“Ayah tidak tahu, yang penting aku akan
menjemputmu di rumah. Jangan kemana-mana dan tunggu Ayah.”
Saat menutup telepon, aku langsung
terduduk lemas dan terkejut kalau Ibuku masuk rumah sakit. Di hari yang
membahagiakan seperti ini, aku sedih dan tidak bahagia karena Ibu masuk rumah
sakit. Aku tak dapat berbuat apa-apa lagi dan gambar yang kupegang menjadi agak
basah karena tetesan air mataku.
Di rumah sakit, aku melihat Ibuku masih belum
bisa sadar. Dokter berkata kalau Ibuku pingsan karena merasa tak enak badan dan
kesakitan di kakinya yang bengkak. Ayahku sedang memotong buah, sementara aku
meratapi Ibuku yang masih belum sadar. Akhirnya, Ibuku bangun dan aku bertanya
tentang kondisi Ibuku. Ibuku berkata kalau dia baik-baik saja. Aku memeluk
sambil menangis karena Ibuku masih bisa sehat. Ibuku menenangkanku. Setelah
menangis, aku langsung memberikan kertas yang berisi gambar yang dibuat temanku
tadi. Aku pun berkata
“Ibu, tetaplah sehat dan jangan
sakit-sakit lagi. Aku takut kalau Ibu sakit keras dan bagaimana dengan
sekolahku, Bu? Aku tak tahan menerima semua ini.”
“Iya, Nak. Ibu paham. Ibu akan selalu
sehat, tapi yang penting, berdoa semoga Ibu bisa sehat.”
“Iya bu.”
Aku masih berpelukan dengan Ibuku,
inilah betapa sayangnya padaku terhadap Ibuku.
--==--
22 Desember 2011
Hari Ibu, aku masih ingat setahun yang
lalu aku berikan gambar pada Ibuku. Sekarang, aku akan membelikan kue pada
Ibuku. Aku tak minta pada Ibuku melainkan aku beli dengan memakai uang
tabunganku yang telah kutabung selama setahun. Saat kuperiksa celenganku,
ternyata celenganku berat sekali. Pasti di dalamnya ada banyak uang. Saat
kupecahkan, wah, ternyata banyak sekali uang yang keluar. Aku hitung selama
hampir satu jam. Dan ternyata uangku berjumlah Rp200.000. Pas uangnya. Karena
aku masih SD, aku masih belum bisa beradaptasi dengan dunia luar. Jadi, aku
minta sepupuku untuk mengantarku membelikan kue. Setelah aku beli kue, aku
langsung memberikan kuenya pada Ibuku. Saat aku memberinya kue, aku lihat Ibuku
menangis. Aku langsung menghibur Ibuku.
“Ibu kenapa?”
“Gak kok, Nak (sambil mengusap air
matanya) Aku cuma memikirkan bagaimana dengan sekolahmu dan bagaimana juga
dengan pekerjaan Ibu? Aku bahkan masih belum bisa memikirkannya karena penyakit
Ibu sudah semakin parah. Aku bahkan gak bisa makan yang manis-manis. Kenapa
beli kue?”
“Gak kok Bu, aku gak tahu kalau Ibu
tidak bisa makan yang manis-manis.”
“Kamu makan aja sama kakak-kakakmu.”
“Sebelum aku makan, Ibu buat harapan.
Apa harapan Ibu di hari yang spesial ini?”
“Ibu cuma ingin kalian sehat dan menjadi
generasi muda penerus bangsa. Aku gak mau salah satu dari kalian akan hancur
gara-gara hal sepele. Aku mau kalian bisa menjadi kebanggaan buat Ibu.”
“Ibu cuma khawatir tentang kami.
Bagaimana dengan kesehatan Ibu? Apa Ibu tidak mengkhawatirkan kesehatan Ibu?”
“Ibu... Ibu... Ibu cuma tidak mau kalau
riwayat penyakitku tidak bocor padamu dan kakak-kakakmu. Nanti kau sedih dan
terus perhatian. Ibu tidak butuh perhatian, Ibu cuma butuh kebanggaan.
Kebanggaan bagimu, Nak.”
“Ibu... Aku juga punya harapan. Ibu
jangan pergi yah. Ibu jangan pergi, meninggalkanku, Ayah dan juga
kakak-kakakku. Nanti kami akan sedih kalau Ibu pergi.”
“Iya, Nak. Ibu gak akan pergi. Ibu akan terus
sehat sampai kamu dewasa.”
Suasana yang bahagia, langsung menjadi
sedih karena Ibu pasrah dengan penyakit yang dideritanya.
--==--
16 Agustus 2012
Penyakit Ibu sudah semakin parah, dan
kakinya juga sudah bengkak sekali. Dokter berkata Ibu harus secepatnya di
operasi. Akhirnya aku, Ayahku, dan kakak-kakakku setuju untuk melakukan
operasi. Ibuku langsung dioperasi sementara kami menunggu di depan ruangan
operasi. Kami harus menunggu selama 7 jam untuk operasi Ibuku. Akhirnya sudah
selesai operasinya dan dokter berkata kalau Ibuku sudah dioperasi, tapi saat
ditengah operasi, Dokter mengaku kesulitan dalam operasi. Tapi Dokter berkata
tidak ada apa-apa dan jangan dikhawatirkan soal tadi. Namun Dokter harus
membawa Ibuku ke ruangan ICU karena sudah semakin parah. Biarpun sudah
dioperasi, Ibuku malah jadi semakin parah. Ibuku pun langsung dibawa ke ruang
ICU. Kami langsung pindah ke ruang tunggu ICU di mana semua keluarga pasien
juga menunggu di situ. Kami memindahkan semua barang dan dibawa ke ruang tunggu
ICU. Saat semua sudah tidur, aku diam-diam pergi ke ruang ICU dan memakai baju
khusu untuk masuk ke ICU. Saat itu, aku
sangat sedih dan menangis karena Ibuku yang sedang terbaring di ruang ICU.
Apakah ini sudah menjadi tanda kalau Ibuku sudah pergi? Aku tak tahan lagi dan
langsung pergi meninggalkan Ibuku yang sedang sendirian terbaring di ruang ICU.
19 Agustus 2012
Banyak tamu serta keluarga besarku yang
datang menjenguk Ibuku. Semenjak 3 hari yang lalu setelah operasi, kesehatan
Ibuku berangsur-angsur membaik. Kadang baik, dan kadang buruk. Aku bersyukur
karena Ibuku akhirnya membaik. Namun, kejadian menyedihkan datang pada
keluargaku. Saat semua tamu sudah pergi, tiba-tiba suster memanggil kakakku
saat Ayah dan kakak keduaku ingin mengambil sesuatu dan harus pulang di rumah.
Kakakku pun langsung memanggilku dan memberitahuku kalau Ibuku sudah pergi.
“Maksudnya apa? Apa maksudnya?”
“Ibu, Ibu sudah meninggal.”
“HAH?!!”
Aku pun langsung tersontak mengeluarkan
air mataku dan menangis terus hingga Ibuku dimakamkan. Aku rela Ibuku sudah
pergi. Walaupun Ibu sudah pergi, tapi aku akan tetap belajar bersungguh-sungguh
dan semoga ini membuat Ibuku bangga.
--==--
10 Januari 2016
Hari itu, adalah hari ulang tahunku yang
ke 16 tahun. Aku mendapat banyak sekali hadiah. Terutama aku mendapat kue tart
dari Ibu baruku. Aku mendapat Ibu baru saat tahun 2014. Walaupun aku mendapat Ibu
baru, aku masih ingat ibu kandungku yang setia menemaniku sejak kecil. Ibu
baruku berkata kalau menangis tidak bisa menyelesaikan masalah. Biarkan saja.
Ini hari ulang tahun kok sedih? Yah, bagaimana aku sedih karena aku teringat
Ibuku. Selain kue tart, aku mendapat hadiah yaitu makanan bihun goreng,
minuman, dan yang lainnya. Yang penting, aku menerima banyak sekali hadiah.
Saat Ibu baruku pergi, aku pun menangis lagi karena aku dengar lagu Bunda dari
Melly Goeslaw.
Kubuka album
biru
Penuh debu dan
usang
Ku pandangi
semua gambar diri
Kecil bersih
belum ternoda
Pikirkupun melayang
Dahulu penuh
kasih
Teringat semua
cerita orang
Tentang
riwayatku
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka
diriku slalu dtimang
Oh bunda ada
dan tiada dirimu
Kan selalu ada
di dalam hatiku
Saat mendengar
lirik itu, aku langsung menangis dan melupakan semua makanan yang ada di
hadapanku. Tiba-tiba saja, aku melihat sesosok wanita yang asing dan hampir
melupakan wajahnya. Aku bertanya
“Anda siapa
ya?”
“Aku... Ibumu,
Nak.”
“Benarkah? Aku
tidak kenal.”
“Benar, Nak.
Aku Ibumu.”
Aku pun
langsung memegang wajah wanita itu. Ternyata ini Ibuku. Aku pun langsung
memeluk Ibuku dan menangis lagi.
“Ibu, benarkah
ini Ibu? Bagaimana kabar Ibu?”
“Iya, Nak. Ibu
baik-baik saja. Selamat ulang tahun ya Nak.”
“Iya, Bu. Ibu
kapan sampainya?”
“Aku sempat
izin ingin ketemu dengan anak kesayanganku. Bagaimana kabarmu, Nak?”
“Baik-baik
saja, Bu.”
“Aduh, gak
nyangka anakku bisa sebesar ini. Ibu tak ingat. Kamu sudah kelas berapa, Nak?”
“Aku sudah
kelas X SMA, Bu.”
“Aduh, kamu
udah besar, Nak. Belajar yang baik, ya nak. Semoga kamu bisa menjadi kebanggaan
Ibu, Nak.”
“Iya Bu.” Aku
menangis lagi dan Ibuku pun menghiburku dan menenangkanku.
“Kamu jangan
nangis lagi. Masa sudah 16 tahun nangis? Sudah, sudah nak. Jangan nangis lagi.”
“Iya bu. Aku
tak akan nangis lagi.”
“Apapun itu,
kamu harus membanggakan Ibu ya.”
“Ini, aku
sudah membanggakan Ibu. Aku rangking 1 di sekolah.”
“Ah, aduh anak
Ibu memang pintar.”
“Iya bu. Makan
dulu bu. Banyak sekali makanan di sini.”
Aku pun
langsung mengajak Ibuku untuk makan. Saat mengambil bihun goreng, tiba-tiba
saja Ibuku menghilang. Aku pun langsung berpikir kalau ini cuma ilusiku saja.
Aku mungkin ilusi karena betapa rinduku pada Ibuku. Tadi Ibuku sempat muncul di
hadapanku. Namun tiba-tiba menghilang. Aku sempat menangis di situ. Ini mungkin
adalah kado ulang tahun yang Ibu berikan padaku. Aku terus-terus menangis
karena kejadian itu. Aku menangis karena ini adalah kado ulang tahun terbaik
karena aku sempat ketemu dengan Ibuku, walaupun cuma ilusiku saja.
==THE END==
Gimana dengan ceritanya? Kayaknya ada yang sedih? Atau sekedar biasa? Lha, kok ini cerita tentang ibu dibilang biasa? Kalau menurut mimin, ceritanya seru banget dan sedih banget yang sudah ditulis oleh penulis MiniNoveling. Tapi yang paling seru nih, saat ulang tahun penulis. Kayaknya ada pertemuan antara penulis dan Ibunya. Aduh ini kayaknya penulis betapa rindunya sama Ibunya bahkan sempat ketemu dengan Ibunya walaupun ini cuma ilusi belaka. Tapi seru deh.
Selamat hari Ibu yah untuk semua Ibu di Indonesia^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar